Presiden Jokowi menilai saat ini guru tidak terlalu fokus dalam kegiatan belajar mengajar. Hal itu karena mereka cukup disibukkan dengan kegiatan administrasi di sekolah.
Penilaian ini didasarkan pada survei Program For International Student Assessment atau Program Penilaian Pelajar Internasional.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administrasi guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administrasi. Ini tolong digarisbawahi," ujar Jokowi dalam ratas virtual mengenai pendidikan, Jumat (3/4).
Selain itu, Jokowi juga menyoroti rendahnya kehadiran siswa di sekolah. Menurut Jokowi harus ada langkah perbaikan untuk mengatasi dua masalah ini.
"Mengacu survei PISA perlu langkah-langkah perbaikan menyeluruh baik aspek peraturan, regulasi, anggaran infrastruktur, manajemen sekolah, kualitas guru dan beban administrasi guru," lanjut Jokowi.
Lebih lanjut, kembali merujuk pada hasil Survei PISA, Jokowi juga menyoroti adanya penurunan kompetensi pelajar Indonesia di 3 bidang yaitu membaca, matematika, dan sains.
"Namun laporan yang saya terima skor rata-rata PISA 2018 menurun di 3 bidang kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca," ujarnya.
"Kemampuan membaca siswa Indonesia dengan skor 371 di posisi 74, kemampuan Matematika skor 379 di posisi 73, kemampuan sains skor 396 posisi 71," lanjutnya.
Diketahui, Program PISA merupakan survei penilaian global yang diselenggarakan tiga-tahunan untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun di berbagai negara termasuk Indonesia.
Indonesia sudah mengikuti program ini dari tahun 2000.
"Indonesia telah ikut survei PISA selama 7 putaran sejak tahun 2000-2018 dan menunjukkan sistem pendidikan Indonesia berubah menjadi lebih inklusif, terbuka, dan meluas aksesnya selama 18 tahun terakhir," pungkasnya.
sumber kumparan com